sumber : Perpustakaan Grhatama Pustaka
MENAJEMEN DAN DESAIN PERPUSTAKAAN
Perubahan Perilaku Pengguna sebagai
Sarana Manajemen Desain Perpustakaan di Masa Mendatang
Manajemen
dan desain perpustakaan telah menjadi prioritas pelayanan perpustakaan di masa
sekarang dan masa mendatang. Begitupula tuntutan untuk pustakawan jaman dahulu
dan jaman sekarang telah berbeda. Perubahan tersebut dapat kita lihat seperti
dalam pencarian koleksi di perpustakaan. Dahulu bisa kita lihat pencarian
koleksi menggunakan rak dan kartu katalog yang menghabiskan ruang yang luas,
sedang sekarang dalam pencarian koleksi di perpustakaan bisa menggunakan OPAC
yaitu online public access catalog.
Perubahan seperti hal tersebut secara langsung akan mempengaruhi perubahan
manajemen perpustakaan dan desain perpustakaan itu sendiri. Masalah yang
dihadapi perpustakaan saat inipun akan berbeda. Masalah penting lain adalah analisis desain
perpustakaan jaman sekarang? Juga bagaimana peran pustakawan dalam menghadapi
tantangan pelayanan terutama pada bidang manajemen perpustakaan dan desain di
perpustakaan saat ini?
Perpustakaan
merupakan salah satu unit kerja berupa tempat untuk mengumpulkan,, menyimpan,
mengelola dan mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis yang digunakan
sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sarana belajar yang menyenangkan
(Darmono, 2007). Manajemen dan desain perpustakaan dalam pelaksanaannya perlu
memperhatikan koleksi cetak dan non cetak di perpustakaan, konsep model yang
akan dibangun, penataan rak yang dipilih, kreasi penataan atribut perpustakaan,
kemudahan dan keterjangkauan hingga manajemen desain interior yang baik.
Manajemen dan desain perpustakaan perlu memperhatikan nilai-nilai dan
aspek-aspek di perpustakaan. Nilai-nilai perpustakaan meliputi entertainment, education, escapism dan
esthetics. Entertainment dimana
perpustakaan memiliki nilai tambah seperti hiburan, misalnya layanan wifi, pertunjukan
teather dll. Education di dalam perpustakaan
juga dapat kita tambahkan seperti seminar, workshop,
talk show. Escapism perpustakaan
bisa memberikan wadah untuk hiburan seperti music, toko, perfilman. Esthetic sebagai nilai perpustakaan
berupa keindahan ini juga sangat penting untuk diperhatikan. Nilai esthetic sebagai contoh adalah bangunan
gedung berpola, lukisan dinding bertema pengetahuan dll. Nilai-nilai tambah di
perpustakaan tentunya memerlukan pustakawan yang kreatif dan inovatif dalam
membangun konsep.
Competence is something that
constitutes the core of a profession (Huvila, Holmberg, Kronqvist-berg, Nivakoski, &
Widén, 2013). Pustakawan diharapkan memiliki
konsep dan pengetahuan yang luas dalam pengelolaan dan manajemen desain terkait
bidang perpustakaan. Pustakawan yang memiliki skill kompetensi, ketrampilan,
pengetahuan pengelolaan sebagai solusi mengatasi tantangan menghadapi
perpustakaan di masa mendatang. Pustakawan juga perlu meningkatkan kesadaran
dan sikap terhadap topik di masa depan karena mereka berkerja dalam jasa
layanan. Dimana jasa layanan memiliki heterogen pemustaka dan perilaku
informasi yang berbeda-beda dan berubah-ubah sesuai zaman dan generasinya.
Perbedaan tersebut akan menjadi baik untuk dianalisis hingga dijadikan
keputusan dalam menentukan desain perpustakaan yang tepat pada setiap lokasi
maupun daerah.
Perubahan
perilaku pengguna akan berpengaruh terhadap perubahan yang dilakukan pustakawan
di perpustakaan. Putakawan juga diharapkan mampu berkolaborasi dengan baik dengan
bidang-bidang lain dalam memenuhi kebutahan pemustaka dan tuntutan perpustakaan
saat ini. Kolaborasi dapat memberikan kemudahan-kemudahan dalam pencapaian visi
maupun misi dari perpustakaan. Kolaborasi ini dapat dilakukan dengan pihak
internal maupun pihak external perpustakaan. Pihak internal dapat ditunjukan
dengan bekerjama dengan antar unit di lingkungan perpustakaan. Sedangkan
kolaborasi external dapat ditunjukan dengan kerjasama dengan unit diluar
perpustakaan. Unit luar dari perpustakaan bisa seperti ilmuan, desainer, pembicara
seminar diberbagai disiplin ilmu dan seterusnya.
Daftar
Bacaan
Darmono. 2007. Perpustakaan Sekolah: Pedekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja. Jakarta.
Gramedia Pustaka Utama.
Huvila, I., Holmberg, K., Kronqvist-berg, M.,
Nivakoski, O., & Widén, G. (2013). What is Librarian 2 . 0 – New
competencies or interactive relations ? A library professional viewpoint. What
Is Librarian 2 . 0 – New Competencies or Interactive Relations ? A Library
Professional Viewpoint. https://doi.org/10.1177/0961000613477122
pustakawan memang harus memiliki wawasan yang luas: Bukan sekedar memahami koleksi yang harus dikerjakan atau mengerti software apa saja, melainkan juga mengenal bagaimana mendisain ruang layanan, space belajar yang baik, dan sebagainya.
BalasHapus